Jiromedia.com -Juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Ferdinand Hutahaean, mengatakan bahwa pihaknya mengundang secara terbuka beberapa pengamat dan pengawas internasional untuk memantau jalannya Pilpres 2019.
Menurutnya hal ini dilakukan karena ia menilai Pilpres 2019 memiliki banyak kecurangan dan ketidakadilan.
Ia menilai cara tersebut akan dilakukan untuk keseluruhan Pilpres 2019 hingga pencoblosan dan penetapan pemenangan nanti.
Ia menambahkan, cara ini bukan hanya dilakukan saat pilpres namun juga saat debat keempat yang salah satu temanya akan membahas hubungan internasional.
"Pemantauan internasional bukan soal debat keempat, tetapi soal kondisi pemilu kita sekarang yang memang tampak tidak lagi demokratis, tidak lagi jujur, tidak lagi adil, banyak curang," kata Ferdinand, Rabu (20/3/2019) sore.
"Kita melihat beberapa hari terakhir ini beredar video di media sosial bagaimana oknum polisi melakukan upaya kampanye dan menggiring masyarakat untuk ke Jokowi. Kemudian banyak hal-hal lain yang tampak pemilu ini akan jadi sangat curang," ujar Ferdinand.
Ia menilai jika Pilpres 2019 melibatkan pihak-pihak internasional dalam mengawasi dan memantau, hasil dari pemilihan presiden nanti akan lebih memiliki legitimasi di mata internasional.
"Dan sementara kita tak tahu lagi harus mengadu kemana, kita adu ke Bawaslu dan polisi tidak tertindaklanjuti, artinya kita harus mengadukan situasi ini ke dunia internasional karena menyangkut legitimasi pemilu. Karena kalau legitimasi pemilu kita nanti diragukan dunia internasional, maka siapa pun yang terpilih atas kecurangan dan keraguan itu, akan kesulitan bergaul di dunia internasional," kata Ferdinand.
Ferdinand sendiri mengaku sudah mengundang beberapa tokoh internasional lewat akun media sosialnya, termasuk Jimmy Carter yang diklaim aktif di isu demokrasi dan pemilu, hingga Barrack Obama.
"Terserah mereka mau melihat atau tidak tetapi menarik perhatian dunia internasional untuk datang menyaksikan kondisi pemilu kita kali ini yang memang terlihat sudah tidak fair, sudah tergiring curang, dan kita ingin dunia internasional datang dan mengawasinya. Karena ke Bawaslu pun kita sangat pesimis sekarang," katanya.
Ketika ditanya apakah akan mengundang organisasi internasional yang berada di bawah naungan PBB atau NGO, Ferdinand tak menjawab pasti.
"Ya banyak NGO yang fokus di sini tapi mereka sangat disegani di dunia, Jimmy Carter salah satu yang sejak lama fokus di demokrasi, termasuk ke dewan HAM, segala macam kita memberitahukan mereka bahwa ada situasi yang sangat curang di pemilu kita, kita tak tahu lagi mau mengadu kemana," katanya.
"Kita sekarang mau menghadirkan pengamat dunia internasional dengan harapan bahwa petahana yang turut serta sebagai kontestan akan bisa menurunkan perilaku dan tindakan yang mengarah kepada curang dan memperalat kekuasaan," lanjutnya.
Ferdinand memastikan bahwa pelibatan pengamat dan pihak internasional untuk mengawasi Pilpres 2019 akan berjalan hingga pemilu selesai.
"Bahkan sampai pilpres selesai. Kita mencoba berkomunikasi pihak NGO di luar supaya pengamat-pengamat internasional datang ke indoneisa, menjadi saksi dan mengawasi pemilu kali ini," katanya. [tirto]