Heboh Hujan Es di Jakarta


Heboh Hujan Es di Jakarta - Hujan es di Jakarta bikin heboh. Hujan es ini dirasakan di beberapa titik di Jakarta.

Peristiwa ini terjadi pada sore hari tadi saat hampir seluruh wilayah Jakarta diguyur hujan deras. Semanggi jadi salah satu wilayah tempat hujan es muncul.

"Tadi itu saya dari arah kantor (Mampang) memutuskan lewat Sudirman saja. (Saya) mau menuju ke Istana lewat HI. Hujan deras mulai depan gedung Bank Mandiri. Pas belok ke Simpang Susun Semanggi hujan es mulai kerasa," ujar koresponden CNN Indonesia TV, Teddy, saat dihubungi, Kamis (22/11/2018).

Jelaskan Fenomena Hujan Es di Jakarta Pusat

Teddy melihat dari kaca depan mobil yang ditumpanginya, es yang jatuh dari langit punya dimensi sebesar butiran jagung. Dia mendengar suara es yang mengenai bodi mobilnya cukup keras.

Teddy merasakan hujan es itu hanya di sekitar Simpang Susun Semanggi. Saat itu kondisi lalu lintas sedang macet. Dia mengatakan hujan es terjadi selama sekitar dua menit.

"Ini sudah di depan Hotel Sahid Jaya, kendaraan terlihat menumpuk jalannya sangat lambat, mobil yang kami tumpangi sendiri juga hanya bisa melaju kurang 20 km/jam," ucap Teddy.

Hujan Es Sebesar Kerikil Terjadi di Semanggi

Selain terjadi di kawasan Semanggi, dikabarkan hujan es terjadi di daerah Thamrin dan Tanah Abang.

Hujan disertai angin kencang terjadi di wilayah Jakarta Selatan sore ini. Akibatnya, logo di gedung KPK rusak. Tampak huruf 'P' di logo KPK rusak sebagian. Bagian vertikal berwarna merah tampak jebol akibat angin kencang.

BMKG menjelaskan fenomena ini. BMKG mengatakan hujan es terjadi karena transisi musim kemarau ke musim hujan, begitu juga sebaliknya.

"Fenomena hujan es merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi. Kejadian hujan es disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya," ujar Kabag Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko dalam keterangan tertulis, Kamis (22/11).

Hujan dan Angin Kencang Rusak Logo di Gedung KPK

Dia menjelaskan indikasi hujan es adalah saat ada perubahan suhu udara di malam hari. Pada malam hari, suhu udara biasanya terasa lebih panas. Hawa panas kemudian dirasakan pada pagi hari hingga membuat gerah akibat radiasi matahari dan kelembapan yang tinggi.

Mulai pukul 10.00 pagi, terlihat tumbuh awan putih berlapis-lapis atau awan kumulus. Di antara awan tersebut, ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi, seperti bunga kol.

"Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan kumulonimbus," tutur Hary.

"Jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang, baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak," sambungnya.

Back To Top