Dipamerkan Polisi, Tangannya Diborgol, Istri Bos First Travel Tak Kuat Menahan Malu


Dipamerkan Polisi, Tangannya Diborgol, Istri Bos First Travel Tak Kuat Menahan Malu

Berita Islam 24H - Tiga tersangka penilep duit umrah dipamerkan polisi dalam konferensi pers, kemarin. Bos First Travel, Andika Surachman tampak tenang-tenang saja. Tapi istrinya, Anniesa, menangis. Cadar yang dikenakannya tak cukup kuat menahan rasa malunya.

Di awal konferensi pers yang digelar di lantai 1 gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pukul 10.45 WIB itu, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto berjanji bakal memamerkan ketiga tersangka.

"Tersangkanya ditampilkan belakangan ya. Itu strategi supaya perhatian kalian tidak fokus pada mereka dulu. Juga jangan ditanya ya. Janji?" ujar Setyo diamini para pewarta.

Kemudian, Setyo dan Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Herry Rudolf Nahak menjelaskan terlebih dahulu soal kasus itu. Keduanya juga menunjukkan sejumlah alat bukti. Di antaranya ribuan paspor calon jamaah, puluhan buku tabungan, 8 buah airsoft gun laras panjang dan sebuah pistol Bareta 2150 beserta peluru kaliber 556 untuk senjata laras panjang milik Dirut First Travel, Andika.

Barulah, di penghujung konferensi pers, pukul 11.15 WIB, ketiga tersangka: Andika, Anniesa Desvitasari Hasibuan, dan Siti Nuraidah Hasibuan alias Kiki dibawa masuk ke dalam auditorium KKP dengan pengawalan ketat. Pengawalan ketat dilakukan lantaran ada ratusan korban penipuan First Travel di lantai dasar gedung itu yang dijadikan Posko Crisis Center.

Begitu masuk, Andika hanya diapit dua penyidik. Sementara Anniesa dan Kiki masing-masing digandeng satu penyidik perempuan.

Ketiganya mengenakan baju tahanan warna oranye bertuliskan "Tahanan Bareskrim Polri". Tangan mereka terborgol. Anniesa dan Kiki, mengenakan hijab sepanjang dada, dan menutupi wajahnya dengan cadar. Sementara wajah Andika dibiarkan "polos". Ketiganya kemudian dihadapkan ke tembok yang menjadi latar konferensi pers. "Hadap depan atau belakang ya," seloroh Brigjen Nahak kepada Setyo. Akhirnya ketiganya dihadapkan kepada para pewarta. "Nahhhhh," seru para pewarta, kompak.

Air muka Andika, tampak datar. Kepala Dirut First Travel itu tetap tegak, meski riuh pertanyaan bernada cemoohan dilontarkan para wartawan. "Enak nggak mas, bu, makan duit jemaah?". Itu salah satu contohnya.

Berbeda dengan Andika, istrinya, Anniesa tampaknya tak kuat menahan malu. Dia menangis. Airmata yang mengalir diusapnya dengan tangannya yang terborgol. Wajah perempuan yang bergamis biru itu terus ditundukkan. Sementara meski tak menangis, adik Anniesa, Kiki, juga ikut-ikutan menundukkan kepalanya. Hanya lima menit mereka dipertontonkan. "Sudah cukup ya," tegas Dirtipidum.

Ketiga tersangka kemudian dibawa keluar ruangan. Wartawan sempat mengejar mereka, namun ketiganya hanya menunduk dan tetap mingkem. Ada insiden kecil di depan pintu lift. Di sana, seorang korban penipuan hendak menjotos Andika. Beruntung, penyidik berhasil mencegahnya. Ketiganya pun mulus kembali ke Rutan Polda Metro Jaya.

Ketiga tersangka ini, menurut Brigjen Nahak, mempunyai peran masing-masing. Andika, tersangka utama, diduga melakukan tindak pidana penipuan dengan cara menempatkan, mentransfer, mengalihkan dan atau menyembunyikan atau menyamarkan asal usul atau peruntukan atau harta kekayaan berupa uang pembayaran biaya umrah dari calon jemaah umrah.

Brigjen Nahak mengatakan, total jamaah yang telah mendaftar dan membayar biaya perjalanan umroh melalui biro pejalanan First Travel sebanyak 72.682 jamaah. Data ini telah dihimpun oleh penyidik sejak Desember 2016 sampai Mei 2017. "Dari data yang sudah kami update ini ternyata jumlahnya jauh lebih besar," tutur Ditipidum.

Kesuksesan First Travel menggaet para calon jemaah umroh dipengaruhi juga oleh tagline 'harga kaki lima fasilitas bintang lima'. "Ini menarik minat banyak jamaah," imbuhnya.

Paket promo perjalanan umrah yang dibanderol First Travel hanya Rp 14,3 juta, jauh di bawah standar yang ditetapkan Kementerian Agama, yakni Rp 21 juta.

Selain tagline dan harga murah, First Travel juga menggunakan artis-artis sebagai pemikat promo mereka. Para artis itu diberangkatkan untuk umrah ke tanah suci. Di antaranya, Ria Irawan, Syahrini, dan almarhumah Julia Perez.

"Ditayangkan di media bahwa First Travel bisa sebegitu hebatnya berangkatkan artis. Itu kira-kira bagian dari promosinya," beber Nahak. "Itu juga merupakan bagian dari promo sebetulnya. Bagi kami adalah salah satu bagian modus penipuannya."

Kenyataannya, dari puluhan ribu jemaah tersebut ternyata hanya 14 ribu orang yang diberangkatkan. Sisanya, 58.682 orang masih belum jelas nasibnya. Dikalikan jumlah pembayaran sebesar Rp 14,3 juta per orang, kerugian mencapai lebih dari Rp 839 miliar.

Kerugian lain timbul dari pembayaran carter pesawat sebesar Rp 2,5 juta per calon jamaah. Ini merupakan modus lain Andika untuk kembali menipu. Paket carter pesawat ini merupakan salah satu paket promosi untuk memikat para calon jemaah yang belum berangkat agar bisa lebih cepat.

Namun, meski jemaah sudah mentransfer uang tambahan, mereka tak juga diberangkatkan. "Parahnya itu ada yang sudah diarahkan sampai di bandara tapi tidak jadi berangkat juga," tutur Nahak. Dari carteran pesawat ini, para korban dirugikan Rp 9,5 miliar.

Belum lagi, utang-utang yang belum dibayar First Travel ke sejumlah pihak. Nahak mengatakan, agen perjalanan itu belum membayar provider tiket penerbangan sebesar Rp 85 miliar. Kedua tersangka juga belum membayar tiga hotel di Mekkah dan Madinah dengan total Rp 24 miliar. Ada pula utang pada provider visa untuk menyiapkan visa jemaah sebesar Rp 9,7 miliar.

Kepolisian pun menyita aset-aset milik tersangka. Ada lima mobil dan tujuh bangunan yang disita. Mobil yang disita yakni Volkswagen Caravelle, Mitsubishi Pajero, Toyota Vellfire, Daihatsu Sirion, dan Toyota Fortuner.

Sementara bangunan yang disita adalah rumah mewah Andika dan Anniesa Desvitasari di Sentul City, Kabupaten Bogor, kemudian rumah di Kompleks Vasa Cluster, Jalan Kebagusan Dalam IV Nomor 5 Kavling D, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Selain itu, penyidik menyita rumah kontrakan di Jalan Benda Raya, Gang Bambu Kuning Nomor 15, Cilandak, Jakarta Selatan.

Polisi juga menyita tiga kantor First Travel di Cimanggis, Jalan TB Sumatupang, dan Jalan Rasuna Said. Yang terakhir, butik milik Anniesa di Gedung Promenade Nomor 20 Unit F dan G, Jalan Bangka Raya Kemang.

Selain itu, polisi juga mengejar aset tersangka di Inggris berupa sebuah restoran. Menurut pengakuan Andika dan Anniesa, restoran itu dibeli pada 2016 dengan harga 700 ribu poundsterling atau setara dengan Rp 11,98 miliar. Namun, belum diketahui nama restoran tersebut. "Infonya masih beroperasi," imbuh Herry.

Terpisah, Wapres JK minta masyarakat tak percaya pada biaya perjalanan umrah yang murah. Dia pun menegaskan, pemerintah tak bisa memberikan ganti rugi kepada masyarakat. "Tanggung jawab tentu siapa yang menerima uang itu," tandasnya. [beritaislam24h.info / rmol]
Back To Top