Kata Kapolri: Butuh Keberuntungan Ungkap Teror ke Novel Baswedan



  Yes  Muslim  -  Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan butuh faktor keberuntungan yang besar untuk mengungkap kasus teror penyiraman air keras ke penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

"Faktor keberuntungan sangat menentukan dalam penanganan kasus ini, karena tersangkanya sulit diketahui. Mudah-mudahan ketemu pelakunya," ujar Tito di lokasi pemakaman Jenderal (Purn) Widodo Budidarmo, Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (6/5/2017).

Ia menjelaskan, penyidik masih terus melakukan pengembangan berdasarkan dua metode yaitu induktif dan deduktif. Pengembangan mencakup olah tempat kejadian perkara (TKP), pengumpulan barang bukti, dan keterangan dari para saksi.

"Metode induktif bergerak dari TKP berusaha mengembangkan ke luar. Sedangkan metode deduktif, motif dari luar yaitu siapa-siapa yang punya potensi tidak suka dengan korban, baik masalah pribadi, konflik dia dengan orang lain, atau dengan pekerjaan," tuturnya.

Tito melanjutkan, tim dari Polda Metro Jaya juga telah berangkat ke tempat perawatan intensif Novel Baswedan di Singapura. Tentunya keterangan dari korban menjadi hal yang juga sangat dibutuhkan untuk mempercepat pengungkapan kasus tersebut.

"Pak Kapolda sudah kirim tim berangkat menemui Novel di Singapura untuk menggali informasi dari bersangkutan. Mungkin ingat wajah dan lain-lainnya seperti apa," pungkasnya. [opinibangsa.id / okz]





Kasus Novel dan Jazuli, Pengamat Kepolisian: Polisi Terkesan Asal Menjawab



 Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar memandang, pernyataan polisi kurang terarah saat memberikan pernyataan terkait kasus-kasus teror yang menimpa Penyidik Senior pada KPK Novel Baswedan, dan juga politikus PKS Jazuli Juwaini. Bahkan, menurutnya, pernyataan polisi tersebut terkesan asal menjawab.

"Pernyataan polisi yang disampaikan selama ini (dalam kasus Novel Baswedan dan Jazuli) kurang terarah. Bahkan, seperti asal menjawab saja," kata Bambang saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (5/5).

Bambang berpendapat, pernyataan polisi yang terkesan asal-asalan tersebut harus diubah. Menurutnya, polisi harus objektif dalam memandang dan menyelesaikan kasus tersebut secara benar.

"Jangan seperti menghadapi kasus Tama Langkun dari ICW yang hingga kini belum terungkap. Hal sepertin ini akan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap eksistensi kepolisian di Indonesia," kata Bambang.

Seperti diketahui, serangkaian teror akhir-akhir ini terjadi dan menjadi isu nasional. Teror pertama menimpa penyidik senior pada KPK Novel Baswedan yang disiram air keras oleh dua pria tak dikenal.

Terakhir, teror menimpa Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini, dimana rumahnya ditembak orang tak dikenal. Namun begitu, hingga saat ini polisi belum mampu mengungkap pelaku dan motif di balik teror yang dilakukan. [opinibangsa.id / rol]



Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Berbagi informasi bermanfaat juga termasuk amal loh .... Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News


ADA BERITA MENARIK ! 
SCROLL KE BAWAH ! 


Sumber | republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !
Back To Top