Yes Muslim - Bagaikan Mafia Don yang mati, Ahok dikirimi karangan bunga. Seribuan karangan dari "kami yang gagal move on" penuhi Balai Kota.
Sebuah parade kegagalan. Unjuk ketololan. Pamer paralogis. Dan arogansi akbar. Bakal jadi sampah beberapa hari lagi. Nggak mengubah apa pun. Ahok tumbang. Anies Sandi menang pilgub. Angkanya mutlak, dua digit.
Bila 1 karangan bunga berbudget Rp 800 ribu, maka budgetnya jadi Rp 800 juta. Hanya untuk karangan bunga. Sebuah kesia-siaan absolut.
Para korban penggusuran Pasar Ikan masih terlunta-lunta. Hidup di atas puing. Sudah setahun. Jumlahnya ratusan KK. Mereka miskin mendadak pasca digusur Ahok.
Sebuah parade kegagalan. Unjuk ketololan. Pamer paralogis. Dan arogansi akbar. Bakal jadi sampah beberapa hari lagi. Nggak mengubah apa pun. Ahok tumbang. Anies Sandi menang pilgub. Angkanya mutlak, dua digit.
Bila 1 karangan bunga berbudget Rp 800 ribu, maka budgetnya jadi Rp 800 juta. Hanya untuk karangan bunga. Sebuah kesia-siaan absolut.
Para korban penggusuran Pasar Ikan masih terlunta-lunta. Hidup di atas puing. Sudah setahun. Jumlahnya ratusan KK. Mereka miskin mendadak pasca digusur Ahok.
Maret 2016, jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 384.300 orang atau 3,75 persen. Artinya ada peningkatan sebesar 15.630 orang dari tahun 2015. Ahok ngapain aja? Ini dihitung berdasarkan income Rp 510.359 per bulan. Bila pake standar income 1 juta per bulan maka angka akan lebih besar.
Sementara penduduk miskin di Jakarta segitu banyak. Ahok warisi sejuta masalah. Anak putus sekolah, pengangguran, polusi, sanitasi buruk, ancaman banjir. Ahoker bergaya kirim karangan bunga galau kepada gubernur gagal Ahok.
Gaya hidup macam begini nggak bikin simpatik. Nambah 1 simpati pun tidak. Para pendukung Ahok tidak sensitif sosial. Menurut Oxfam, kekayaan empat orang terkaya di Indonesia (pasti taipan nih) setara dengan kekayaan 100 juta rakyat. Di Jakarta saja, masih ada orang hidup di bawah kolong tol.
Jadi, nggak heran bila Ahok dan pendukungnya tidak disukai publik. Malah ada banyak netizen menulis: Usir Ahok.
Habiburokhman: Karangan bunga jelaskan ada yang kalah secara memalukan
Ketua Bidang Advokasi DPP Gerindra, Habiburokhman menilai banjirnya karangan bunga untuk Basuki Tjahaja Purnama di Bala Kota menunjukkan ada yang kalah secara memalukan.
“Soal karangan bunga itu hanya menjelaskan ada yg menang dg cara terhormat dan ada yg kalah secara memalukan,” cuit pengacara itu di akun Twitter yang dipantau Jumat (28/04/2017).
Habiburokhman juga menuding Ahok memanfaatkan Balai Kota untuk kepentingan pribadi dan kelompok terkait banjirnya karangan bunga tersebut. Dia pun meminta pendukung Ahok untuk menerima kekalahan dalam Pilkada DKI yang digelar 19 April lalu.
Sementara itu, Ahok mengatakan tidak berencana untuk melarang para pendukungnya untuk berhenti mengirim bunga meskipun halaman Balai Kota tak lagi muat untuk menampung.
"Kita tidak mau larang tutup," tutur Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (28/04/2017). "Itu kan bisa dijual, diambil orang. Nanti orang ngambil bisa jual kembali ke tukang bunga."
Ratusan karangan bunga yang sudah lama dipindahkan sebagian ke trotoar di depan bangunan tersebut, ada pula yang dialihkan ke Monas. Ahok menyebut ribuan karangan bunga yang memadati Balai Kota membuat tempat itu seakan jadi festival bunga tanpa ada pungutan biaya masuk. [opinibangsa.id / rnc]
ADA BERITA MENARIK !
SCROLL KE BAWAH !