Motivator Non-Muslim Ini Kaget, Naik Pesawat Hanya Untuk Ngisi Khutbah Jumat di Masjid Kecil Belakang Pasar


Sesaat sebelum pintu kabin pesawat dibuka, Purser (flight service manager) menyapa beberapa orang penumpang. Kebetulan kali ini saya bersama salah seorang pembicara dan motivator tingkat nasional bahkan internasional dalam satu kabin pesawat terbang, dan ia yang pertama kali disapa.

"Selamat tiba kembali di tanah air, Pak X. Dari mana nih Pak?" tanya sang Purser.

"Puji Tuhan, saya baru saja menjadi pembicara di kota Y," jawabnya yang entah kenapa sambil menoleh ke saya. Aneh atau risih? Dari pandangannya menyiratkan kekurang nyamanannya.

"Wah hebat, Pak. Menjadi pembicara di sana keren lho, Pak. Pasti 'tebal'. Sukses selalu ya...," kata sang Purser.

"Demikianlah. Ameen..." sahut sang Motivator.

"Pak Azzam, baru pulang Umroh?" sapa Purser menanyakan saya.

"Nggak, Mbak. Saya hanya ada agenda khutbah Jumat saja. Besok siang juga saya kembali terbang," jawab saya.

Sang Motivator menoleh ke saya, lalu bertanya "Bapak terbang dari Y hanya untuk khutbah Jumat? Bayarannya pasti mahal," selanya.

Saya senyum saja dan menjawab, "Tidak ada bayaran, Pak. Ini amanah saja. Lagian saya hanya khutbah di masjid kecil di belakang Pasar A".

Suasana sejenak hening. Pintu pesawat pun terbuka. Purser dan 3 orang pramugari lainnya mempersilakan sambil mengucapkan salam. Para penumpang di kabin tersebut pun turun dari pesawat terbang. Ternyata pesawat terparkir tidak di apron yang memiliki fasilitas Garbarata (Aerobridge). Sehingga disediakan kendaraan menuju ke terminal kedatangan.

Saya masuk duluan ke dalam mobil mini van cap bintang tiga yang disediakan khusus bagi penumpang kabin sebelah depan. Sang motivator nasional itu masuk menyusul. Namun, melihat saya ia malahan mengurungkannya. Ia turun kembali. Dan memilih untuk menggunakan bus di belakang.

(Azzam Mujahid Izzulhaq)

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !
Back To Top