Namanya Jang. Dia pemuda asal Cina. Saat itu, ia datang mendekat ke sebuah Masjid yang beberapa jam lagi akan melaksanakan Shalat Jumat.
Ketika sampai di depan Masjid, ia terlihat ragu. Sebuah tulisan terpampang dengan bahasa Cina, Arab dan Inggris berbunyi “Hanya untuk Muslim.”
Jang buru-buru menghilangkan rasa ragunya. Dia perlahan memasuki masjid. Lalu sosok bersahaja dan berwajah teduh menyapanya.
“Ada yang bisa aku bantu?” tanya lelaki yang ternyata Imam Masjid tersebut.
“Saya ingin menjadi seorang muslim,” Jang menjawab dengan mantap.
Sang Imam menyambut jawaban Jang dengan senyuman. Ia lalu mengajak Jang ke kantor Komunitas Muslim tak jauh dari masjid itu.
Jang diberi 3 buah buku tentang Islam. Sang imam ingin ia mempelajari tentang agama Islam. Selain 3 buku itu, banyak buku tentang Islam yang dibaca oleh Jang. Ia juga kerap berdiskusi dengan beberapa Imam di Masjid tersebut.
Akhirnya, seorang imam menuntunnya mengucaapkan dua kalimat syahadat. Dan kini Jang mengganti nama dengan Salim setelah resmi menjadi seorang Muslim.
Salim menceritakan awal ketertarikannya kepada Islam. Ia mengaku semuanya berawal dari daging babi.
“Saya meneliti jurnal-jurnal medis dan membaca banyak buku untuk mengetahui kenapa babi diharamkan dalam Islam,” ujar Salim.
Salim akhirnya menemukan jawabannya. Memakan daging Babi diharamkan dalam Islam karena hewan itu termasuk omnivora atau pemakan segala. Sejumlah ilmuwan juga mengatakan bahwa makan daging babi dapat menimbulkan sedikitya 70 penyakit pada manusia.
“Dalam pengobatan tradisional Cina, daging babi tak disarankan untuk dimakan. Daging babi termasuk daging tak sehat dan berbahaya jika dimakan,” tutur Salim.
Maka semakin mantaplah Salim ketika tahu fakta tersebut. Ia pun memutuskan Masuk Islam.