Program Kepemilikan Rumah dengan uang muka (Down Payment/DP) Rp 0 yang digagas pasangan calon pemimpin DKI Jakarta yang menang dalam hitung cepat, Anies Baswedan-Sandiaga Uno mulai banyak ditagih realisasinya oleh publik.
Menanggapi hal itu, Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya mau saja berpartisipasi mendukung program tersebut, asal aturannya jelas. Sebabnya, dalam program ini DP tersebut ditalangi oleh pihak perbankan dan belum ada payung hukum yang jelas soal itu.
"Kita tunggu sajalah kalau memang yang lain ya kita ikut, yang penting kan harus ada ketentuannya BI dan OJK yang support, kita kan bisa masuk kalau memang sesuai aturan perbankan memungkinkan ya kenapa tidak," kata Jahja saat ditemui di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (20/4).
Menanggapi hal itu, Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya mau saja berpartisipasi mendukung program tersebut, asal aturannya jelas. Sebabnya, dalam program ini DP tersebut ditalangi oleh pihak perbankan dan belum ada payung hukum yang jelas soal itu.
"Kita tunggu sajalah kalau memang yang lain ya kita ikut, yang penting kan harus ada ketentuannya BI dan OJK yang support, kita kan bisa masuk kalau memang sesuai aturan perbankan memungkinkan ya kenapa tidak," kata Jahja saat ditemui di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (20/4).
Menurut Jahja, dalam program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tetap memiliki risiko. Oleh karena itu,butuh aturan main yang jelas agar program ini bisa terealisasi.
"Kenapa bisa dibilang DP Rp 0? mungkin ada semacam jaminan Pemda atau hal-hal lain. Kan kita belum tahu, makanya harus tunggu yang konkrit seperti apa, kita jajaki ketentuannya seperti apa, kita bantu support," paparnya.
Ia menjelaskan, BCA sendiri juga memiliki program untuk KPRS (Kredit Pemilikan Rumah Sederhana). Adapun penyaluran KPR BCA sepanjang kuartal I-2017 naik 10,4 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 66,1 triliun.
KPR menjadi salah satu pendorong naiknya outstanding kredit BCA pada kuartal I - 2017 yang sebesar Rp 409 triliun, tumbuh 9,4 persen dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya. Kredit korporasi meningkat 17,9 persen year-on-year menjadi Rp 152,6 triliun, sementara kredit komersial dan UKM naik 1,7 persen menjadi Rp 144,7 triliun.
"Untuk KPRS kita ada dua, ada lewat BCA Syariah, karena memang dia lebih ke small market. Lalu ada juga kerja sama dengan BTN, kalau tidak salah outstandingnya Rp 2 triliun, kan dia spesialisnya kerjakan KPRS, mending kita kasih bunga murah lalu dijalankan BTN," sebutnya
ADA BERITA MENARIK !
SCROLL KE BAWAH !
